Rabu, 29 Februari 2012

Honda Beat, Matic Fighter



Aliran street fighter biasa diaplikasi di motor sport. Sesuatu yang beda coba ditunjukkan oleh modifikator kondang disapa Tommy. Aplikasi gaya petarung jalanan di Honda BeAT hariannya. Makanya disebut matic fighter.

Memang matic fighter pernah muncul beberapa bulan lalu di Purwokerto. Karena bicara street fighter tak bisa lepas dari kota mendoan itu. Sampe-sampe aliran ini disebut WJS (West Jateng Style), gaya street fighter dari Jawa Tengan bagian barat. Bahkan sampe muncul kaum minor fighter (MF) yang sarangnya di sana.

Virus WJS kini menyebar ke seluruh nusantara. Termasuk Tasikmalaya yang berjarak 180 km dari kota gorengan tempeitu. “Benar bro… Coba aplikasi di matic. Bosan rasanya melihat di motor sport dan bebek melulu,” bilang modifikator kelahiran 1985 ini.

Dimulai dari rangka baru berbahan pipa tertata rapih menopang bodi. Tak bisa dipungkiri frame model Ducati Monster jadi inspirasi. Banyak yang aplikasi tulang-belulang model beginian. Namun yang terap di matic layak dapat aplus.

Pipa model tralis mampu mendongkrak tampang petarung jalanan yang menonjolkan kekarnya otot-otot. Membuat aura kuat street fighter terpancar.
“Aplikasi pipa tralis, membuat hampir 90% rangka bawaan dipensiunkan. Hanya menyisakan pipa di bawah komstir. Lebihnya rangka custom bikinan,” kekeh modifikator yang beralamat di Jl. Sukarindik, Sukasari, RT 03/07, Bungursari, Tasikmalaya ini.

Selain itu dipadu dengan sesuatu yang nyleneh juga. Coba menerapkan gaya sepeda low rider pada sektor kaki depannya. Menggunakan model garpu atau beken disebut capit udang. Kemudian dipadukan dengan monosok.

“Butuh waktu tiga bulan agar kinerja sempurna dan bisa didaptkan keseimbangan sesuai yang diinginkan. Menggunakan pipa yang tebalnya 3 mm untuk menopang sok,” beber modifikator yang pasang piercing pada kedua telinganya itu.

Gabungan konsep street fighter dan low rider pada kuda besi milik sang modifikator ini, merupakan suatu kombinasi yang menarik. Konsepnya menerapkan ubahan yang tergolong tidak biasa. Sesuai dengan pembesut gaya petarung jalanan yang anti kemapanan. Katanya menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya namun tetap funsional dan mengandung makna estetika.

Aksi sang modifikator berakhir pada laburan warna hitam pada sekujur body dan guyuran merah pada frame. “Pilihan warnanya disesuaikan dengan kesukaanku juga, bro,” tutup punggawa Street Custom Modification (SCM) ini.
Aroma Low Rider
Satu lagi filosofi yang ditunjukkan oleh Tommy. Berusaha menyelami aliran yang diaplikasi di motornya. Bukan hanya konstruksi belulang, suspensi dan kelir bodi juga dibuat sesuai tema awal.

Aliran street fighter memancarkan sesuatu yang seram. Dipilih kelir hitam untuk bodi untuk menguatkan aliran gaya petarung jalanan itu.

Hitam juga identik dengan low rider atau hot rod. Biasanya dipadukan dengan blink-blink seperti biasa dipakai kaum kulit hitam di mobil sedan hot rod

Honda Tiger



Bagi Dana Prasetya yang bos rumah modifikasi GDZH Custom Cycle asal Jombang, modif chopper itu terlalu mudah.  Jika hanya modifikasi saja, bukan suatu tantangan bagi pria yang memiliki jenggot ini. Kecuali jika ada penemuan barunya.

"Semua ubahan lebih mempunyai tantangan jika memiliki inovasi. Sehingga bisa membuat motor lebih menarik untuk dicermati," tutur Dana. Seperti pada Honda Tiger milik Rusly Sianto ini.

Sebagai main frame utama, Dana membuatkan rangka diameter 1 inci. Karena ukuran itu dirasa sangat pas untuk chopper. "Sedang untuk sub frame menggunakan pipa berdiameter ½ inci, sedikit lebih kecil, tapi perpaduan yang pas untuk frame motor," terang builder murah senyum ini.

Inovasi dilakukan juga pada transmisi. "Kalau sekadar memindah jelas kurang ada tantangannya. Maka dari itu dibuatkan gir transfer yang dimodifikasi untuk mengkawinkan rantai milik Suzuki Satria yang panjang dengan timing belt milik mobil Daihatsu Hi-Jet 1000," tambahnya.
Dana juga sekarang perlu memutar otak untuk urusan suspensi belakang yang sekilas seperti rigid. "Untuk sok buritan sengaja disembunyikan di bawah jok yang terinspirasi dari motor Vespa. Meski terlihat rigid tapi masih ada redaman ketika berjalan melewati jalan bergelombang," imbuh modifikator asal Jombang ini.

Pindah ke setang kemudi, Dana masih menginginkan ubahan menyeluruh dan penuh inovasi. "Jika dilihat secara kasat mata, setangnya bersih tanpa handle rem dan kopling, padahal sebenarnya disembunyikan dan diubah supaya tampak bersih dan inovatif," buka pria berkulit sawo matang ini.
Beralih ke kopling, banyak yang mengira handle kopling dihilangkan. "Sebenarnya disembunyikan. Cara kerja menekan tuas kopling hampir sama dengan membuka gas ke arah belakang. Sedangkan untuk melepas kopling musti perlahan ke arah depan dibarengi memutar gas ke arah belakang," ungkap modifikator lulusan salah satu universitas di Bandung ini.

Yamaha Mio Soul, Kombinasi Ideal



Bagi Dasep Gumilar, modifikasi merupakan tantangan. Ini lantaran doi kerap mengamati event kontes modifikasi sekitar Tasik, Ciamis,  dan Garut, Jawa Barat. Dari situlah tantangan mengubah tampilan motornya tambah berkobar.

Alhasil Yamaha Mio Soul miliknya pun jadi ‘korban’ modifikasi. “Namun tantangan tersulit yaitu memenuhi unsur safety terwujud,” jelas Dasep yang asalnya dari Banjar Patroman, Jawa Barat itu.

Pengerjaan, merujuk pada D-art Modified (DM) yang digawangi oleh Ade Badzay. Disepakati mengombinasikan gaya big matic dan full audio sebagai arah modifikasi.

Mengejar tampilan big matic, kaki belakang kudu molor 25 cm. Enggak ketinggalan mengaplikasi pelek lebar hasil custom yang dibalut ban Swallow 140/55-14 dan 160/55/14. Bikin gambot di area kaki bertujuan mengimbangi dimensi bodi yang juga bakal mengalami pembengkakan.
Memanfaatkan keahlian sang modifikator, aksi ciamik bermain serat fiber dilakoni, demi tuntutan big matic style Jepang dan Eropa.  Sebelum bodi dibuat, terlebih dulu menggarap cetakan. Saat pembuatan, Kang Ade mengaku sudah menentukan detail apa saja yang akan menempel. Sehingga bodi bisa langsung dipasang.

“Juga sekalian pasang audio, untuk memanfaatkan bagian yang kosong akibat pembengkakan bodi. Biar bisa ajeb-ajeb sepanjang jalan,” sambar Kang Ade yang bermarkas di Jl. Cimenyan 1, No. 128, Banjarpatroman.

“Mengingat mengusung konsep audio, detail penempatan subwoofer, LCD, kapasitor bank dan part pendukung harus diperhatikan,” ujar ayah satu anak yang memasang 4 subwofer produk Revox ini.

Sebagai jurus pamungkas, proses finishing dengan guyuran cat Blinken putih susu dikombinasi merah. Dilaburkan pada bodi dan pelek. Agar tampilan lebih istimewa, seluruh bodi dipermanis dengan sentuhan airbrush motif lidah api.

“Hasilnya sangat memuaskan. Terlebih berhasil menyabet juara pertama kelas matic modification di acara Banjar Otomotif Party (BOP). Benar-benar kombinasi yang menarik, jadi tambah semangat mengikuti ajang kontes,” girang Dasep yang mengambil jurusan IT di universitas Siliwangi, Tasikmalaya ini.

Kawasaki Ninja 250



Nama Chemonk Modified (CM) pastilah sudah tidak asing bagi komunitas Ninja. Sudah lama sekali modifikator satu ini memproduksi berbagai komponen khusus untuk motor keluaran Kawasaki. Baik yang 150 dan sekarang 250R.  

Seiring berkembangnya bisnis, tentunya produksinya juga bertambah. "Karena itu saya buat motor ini yang dijadikan demo sekaligus show bike semua produk yang baru dari kami," kata Andri  Irwan alias Chemonk. 

Sudah sangat umum, kalau sekarang ini zamannya modif dengan konsep bolt on. Datang, pesan, pasang dan jadilah tampilan yang baru. Begitu juga dengan Ninja ini. "Konsep bodi sangat baru karena gabungan dari beberapa konsep bodi motor gede," tambah pria berkaca mata ini.

Misalnya buritan. "Bentuk lampunya terpengaruh Yamaha R6, tapi sisi kiri dan kanan dari Suzuki GSX," tambah modifikator yang mengandalkan bagan fiberglass untuk urusan pembuatan bodi.

Begitu juga untuk wilayah depan. Chemonk memastikan banyak ide baru yang diterapkan di motor ini. Bentuk fairing diambil dari Kawasaki ZX-6R. Tapi, ada cerita seru dan penuh kreatifitas untuk pembuatan lampu depan.

"Lampu itu murni custom CM, menggunakan material dari Honda Vario Techno," tambah pria plontos ini. Head lamp ini sekarang sudah menggunakan projector. Tapi, bagian cover lampunya menggunakan dari skubek Honda tadi.
"Caranya dengan membelah dua cover lampu Vario Techno tadi. Karena ternyata dengan seperti itu cocok dengan fairing ala ZX-6R ini," ungkapnya lagi.

Bagian lain yang menjadi produk unggulan CM adalah setang dan juga triple clamp alias segitiga. Baik yang atas maupun bawah. Semua bagian di wilayah kemudi sudah diganti.

"Kalau boleh sedikit promosi, segitiga ini terbuat dari bahan aluminium billet khusus. Bisa menghilangkan efek getar saat ngebut," bebernya panjang-lebar sambil berpromosi.

Selain itu jika dibandingkan dengan produk yang sama dari merek lokal lainnya, produk yang diberi label CM Racing Guide ini lebih tebal sekitar 10 mm.

Pada bagian tengah segitiga ini tertanam logo CM. "Itu dibuat khusus menggunakan karbon kevlar asli, sehingga setang ini selain kuat juga terlihat gaya," kata pemilik bengkel di Jl. Ashirot, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini.

Ditunjang segala kelebihan ini, bisa jadi motor demo untuk menarik sponsor. Jika ada keramean pasti nongol. Kalau tidak,  semua variasi dicopot dan dibawa balap di Sentul. Itulah enaknya modif konsep bolt on, gampang bongkar pasangnya.

Kawasaki Ninja 250R, Modif Cinta


Februari identik dengan bulan cinta. Pasalnya 14 Februari banyak yang bilang sebagai hari kasih sayang. Tak perlu pro dan kontra untuk perayaan Valentine itu. Sebab modifikasi Ninja 250R ini bentuk nyata dari proyek yang berlandaskan cinta dan kasih sayang.   

Pemilik motor ini Ananda Welda Merisasari. Biasa disapa Welda. Modifikatornya Agus Wicaksono alias Witjax. Motor ini jadi proyek bersama kedua anak muda yang saling cinta ini. Modifikasinya tergolong total. Banyak bagian yang sudah non standar lagi.

Tapi, tentu saja kesan girly dari si pemilik harus tetap ditonjolkan. "Meskipun yang diubah sudah banyak, tapi aku dan Agus menonjolkan bahwa yang punya motor ini cewek," kata Welda.

Umumnya  cewek paling suka warna pink atau merah muda, tak terkecuali Welda. "Pilihan kelir utama di bodi memang pink karena sesuai konsep yang ingin ditonjolkan tadi," lanjut mahasiswi Trisakti ini.

Tambah berkesan cewek lagi setelah bodi juga diberi stiker dengan motif bunga-bunga. Oh ya, tak hanya bodi lho yang dicat seperti itu, tapi juga sampai pelek. Untuk roda, Welda pilih menggunakan limbah dari Yamaha R6 keluaran 2009.

Pilihannya terhadap pelek tadi juga menunjukkan bahwa Welda paham dan mengerti modifikasi. Bentuk bodi sekarang juga sudah jauh berbeda dari aslinya. Dia menggunakan desain yang merupakan kombinasi dari berbagai bentuk bodi moge.

Misalnya saja untuk tampak depan. Bagian batoknya meniru bentuk Kawasaki ZX 10 2011. Penggemar gado-gado ini menilai bahwa desain seperti itu sangat modern atau futuristik.

 Lampu sudah angel eyes (kiri) - Spidometer wajib ganti (kanan)
"Saya ingin motor terlihat beda dari yang lain tapi tetap modern. Kurang sregg rasanya kalau malah jadi jadul atau ketinggalan mode," beber anggota klub Nitro Lady ini.

Sementara itu bagian fairing sampingnya sedikit terilhami dari Yamaha R6. Dalam dunia custom, penggabungan kedua bentuk seperti ini sah-sah saja. Malahan inilah bentuk kreatifitas sang modifikator. Enggak gampang lho supaya bisa matching seperti ini.

Sementara bentuk tangki juga sudah beda. Desainnya mengacu pada ZX14. Penerapannya sistem kondom karena dalamnya masih menggunakan tangki original.

Sedikit terlihat lebih besar dari aslinya tapi terbukti tak masalah bagi Welda. Buktinya pahanya yang kecil masih tetap gampang menjepit tangki. Bahkan kadang motor ini diajak sedikit bermanuver karena dia memang suka freestyle.
 Pelek R6 dibuat genit (kiri)  - Kondom tangki dilengkapi bunga-bunga (kanan) 
Posisi riding dan kenyamanannya memang menjadi fokus utama saat pembuatan bodi. Sebab yang naik motor ini makhluk manis dengan postur yang mungil. "Setingan memang harus disesuaikan dengan postur saya karena memang motor ini dipakai, bukan pajangan doang," lanjut Welda yang sesekali menggunakan motor ini untuk ke kampus.

Dengan hasil seperti ini, Welda siap menjadikan motor ini sebagai property untuk foto prawedding dan dipajang di resepsi pernikahannya yang menurut rencana akan segera dilangsungkan.

Modifikasi Grand Astrea



Modifikasi Grand Astrea -Honda Grand Astrea sepeda motor 100cc yang tangguh Dan menarik. Benar-benarAstrea dan Sudah di Modif Gak Kalah Dengan Fit X dan Revo.  Berikut Ini Gambar-gambar Grand Astrea Modifikasi.

 







Honda Astrea Grand, Peugeot Grand


Yuandi Gunawan kelamaan melihat motor Peugeot Bhama 1978 warisan almarhum ayahnya. Akhirnya coba dikawinkan dengan Honda Astrea Grand. Peugeot Bhama terpakai sasisnya, sedang mesin dan potongan engine mounting dari Grand. Jadinya dikasih nama Peugeot Grand.

“Konsep ubahan yang saya pengin seperti Honda Monkey. Bentuknya pendek, bulat juga bantet. Tapi, agar sah dipakai jalan, surat-suratnya tetap hidup,” ujar Ghoondhiil, sapaan karib Yuandi yang menyebut tungangan ini awalnya Si Kumbang.

Konsep Honda Monkey hasil tukar pikiran dengan Unggin Son Supriyadi yang tiada lain temannya. Diharapkan bisa membuat tampilan motor lawas ini tampil beda. Apalagi rangka tengah sedikit custom biar tampak kokoh menggunakan pipa seamless diameter 1 inci.

Lalu potongan pelat engine mounting dari Grand disatukan dengan tulang Peugeot. Tepat di bagian bawah sasis. Tekniknya menggunakan las yang dikerjakan di bengkel RMS, Bekasi.

Selesai rangka, ubahan bergesar ke swim arm yang awalnya double sok jadi monosok. Biar enggak banyak papasan, Ghoondhiil yang dibantu Unggin lebih memilih lengan ayun Yamaha RX-King, karena lebih simpel.